Selasa, 05 Januari 2010

Makalah Bahasa Indonesia

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PENGOLAHAN SUSU SAPI PERAH

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Bahasa Indonesia Keilmuan

Yang dibina oleh Bapak Didin Widyartono


Oleh

Muhammad Rossi Dyan Noercahyo

0910553019



UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PETERNAKAN

JURUSAN ILMU PETERNAKAN

November 2009


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayah - Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dan pada kesempatan yang berbahagia ini kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen kepada penulis.

Ucapan Terima kasih juga tertuju kepada Dosen pembimbing dan pelaksana mata kulia ini yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dan tak lupa teima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua selaku orang yang selalu memberi semangat dan pendorong belajar.

Apabila terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini penulis mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran guna membangun kesempurnaan selanjutnya.







Malang, 17 November 2009



Penulis








BAB I

PENDAHULUAN


    1. Latar Belakang


Susu sebagai salah satu komoditi hasil ternak yang merupakan bahan pangan yang mempunyai komponen zat - zat makanan paling serasi dan bernilai tinggi yang berguna untuk kebutuhan manusia. Susu merupakan bahan makanan bagi manusia yang sempurna karena di dalamnya mengandung zat gizi dalam perbandingan optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Kebutuhan susu semakin meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan akan pemenuhan gizi yang seimbang.

Susu segar adalah air susu hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau ditambah apapun dari pemerahan sapi yang sehat secara kontinu. Susu mempunyai komposisi yang baik sehingga mudah di tumbuhi oleh micro organisme.

Pada umumnya peternakan sapi di Jawa terbesar di daerah - daerah sehingga salah satu cara dalam menangani pengumpulan susu segar agar cepat terkirim oleh peternak ketempat penampungan susu yaitu dibangunnya pos - pos penampungan susu yang dekat dengan peternak tujuannya untuk dapat mempertahankan kualitas susu dan mengurangi resiko kerusakan dari susu segar.

Untuk mengatasi permintaan susu sapi perah dalam negeri maka pemerintah melalui badan usaha yang disebut koperasi. Bahwa koperasi adalah badan usaha yang fital bagi masyarakat pedesaan yang dapat menggairahkan dan meningkatkan kerja penduduk pedesaan sehingga produk yang dihasilkan baik kwantitas dan kwalitasnya meningkat.




1.2 Rumusan Masalah

Dalam teknologi pengolahan susu, diantaranya :

      1. Bagaimana sifat-sifat dari susu dan zat-zat yang terdapat di dalamnya?

      2. Bagaimana cara menentukan seekor sapi yang layak di perah?

      3. Bagaimana cara menentukan waktu musim pemerahan sapi?

      4. Bagaimana cara memberikan bahan makanan secara tepat pada sapi perah?

      5. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi dalam susu?

      6. Bagaimana mengetahui kualitas susu segar?


    1. Tujuan


Tujuan pembuatan makalah tentang teknologi pengolahan susu adalah :


      1. Untuk mempelajari sifat-sifat dari susu dan zat - zat yang terkandung di dalamnya.

      2. Untuk menentukan seekor sapi yang layak di perah.

      3. Untuk menentukan waktu musim pemerahan sapi

      4. Untuk mengetahui bahan apa saja yang bagus dikonsumsi oleh sapi perah.

      5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi susu.

      6. Untuk mengetahui kwalitas susu segar.






    1. Manfaat


Diharapkan dari pembuatan makalah tentang teknologi pengolahan susu ini dapat memberikan manfaat berupa :


      1. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang teknologi pengolahan susu.

      2. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan pembaca tentang sifat-sifat dari susu dan zat-zat yang terkandung di dalamnya, sapi yang layak di perah, musim pemerahan sapi, cara memberikan bahan pakan secara tepat pada sapi, komposisi dalam susu, mengetahui kwalitas susu segar.

      3. Pembaca dapat mengetahui sifat – sifat dalam susu dan zat – zat yang terkandung di dalamnya.



















BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Sifat – Sifat Dari Susu dan Zat – zat yang Terkandung di Dalamnya


Susu dapat diartikan sebagai sekresi yang normal dari kelenjar ambinng hewan menyusui. Sebagai sumber susu adalah kerbau, domba, unta, susu ibu, sapi, dan sebagainya. Susu yang berasal dari spesies yang berbeda, walaupun secara umum umum kandungan zat – zatnya sama, beragam komposisinya dan berbeda pula mengenai beberapa sifatnya.

Air dalam susu tidak berbeda dengan air biasa, dan berfungsi sebagai pelarut bagi komponen – komponen susu yang dapat larut dalam air. Persentasenya antara 84,0 – 89,0%. Kandungan air yang tinggi tersebut seringkali kadar air. Kandungan air yang tinggi tersebut seringkali memberikan kesan negative terhadap nilai gizi susu. Lemak susu, seringkali disebut sebagai lemak mentega, merupakan komponen susu yang nilainya paling tinggi, dan lazimnya digunakan sebagai penentu harga susu.


      1. Sifat – sifat Umum dari Susu

Warna susu bervariasi dari putih kebiruan sampai hampir kuning keemasan, tergantung pada bangsa sapi, kandungan lemak dan bahan kering, serta jenis pakan yang dikonsumsi. Susu tidak mempunyai rasa yang mencolok, apabila susu segar diuji dengan kertas lakmus, akan didapatkan reaksi “amfotir”; yaitu lakmus biru berubah menjadi merah, dan lakmus merah menjadi biru.

Susu tidak menunjukkan perubahan apabila dipanaskan sampai mencapai suhu yang mendekati titik didih. Dalam susu skan terlihat sejumlah benda – benda yang bundar dengan besar yang bervariasi, benda – benda tersebut adalah lemak susu. Bangsa merupakan salah satu dari faktor – faktor terpenting yang mempengaruhi komposisi susu.


    1. Seekor Sapi yang Layak Diperah


Umur merupakan faktor yang sangat penting pengaruhnya terhadap produksi susu, akan tetapi kurang penting pengaruhnya terhadap komposisi. Terdapat kecenderungan terhadap naiknya kadar lemak dari periode laktasi pertama sampai kedua atau ketiga. Kemudian praktis akan tetap sama sampai umur yang lanjut mempengaruhi hewan yang bersangkutan. Apabila seekor sapi terus berproduksi sampai berumur 12 tahun atau lebih hampir selalu terlihat terjadinya penurunan kadar lemak.

Hal ini terutama terjadi pada bangsa – bangsa sapi yang secara normal menghasilkan susu dari empat ekor sapi Jersey dengan rata – rata kadar lemak 5,2 persen lambat laun akan menurun dengan semakin bertambahnya umur, sehingga pada umur 15 tahun kadar lemak susunya rata – rata menjadi 4,5 %.


    1. Waktu Musim Pemerahan Sapi

Kadar lemak susu akan segera menurun setelah di lepas di padang pengembalaan ( pasture ). Mendekati musim gugur kadar lemak akan naik kembali. Orang sering membuat kesalahan dalam menafsirkan penyebab turunnya kadar lemak tersebut. Seringkali orang menafsirkan bahwa menurunnya kadar lemak susu di akibat oleh bahan pakan ( rumput ) yang banyak mengandung air, sedangkan jika kadar lemak naik karena sapi diberi bahan pakan butir – butiran atau bahan pakan kering yang lain.


    1. Bahan Apa Saja yang Bagus Dikonsumsi Oleh Sapi Perah

Tampaknya beralasan bahwa tingginya kandungan zat - zat dalam susu tergantung pada sifat – sifat bahan pakan dalam ransum, Walaupun kesalahan terhadap anggapan semacam itu telah dibuktikan melalui percobaan selama hampir setengah abad, banyak pemilik – pemilik sapi masih menganggap hal semacam itu sebagai suatu fakta. Persentase lemak susu yang dihasilkan oleh sapi apapun bersifat menurun, dan penelitian – penelitian tentang pengaruh bahan pakan masih terus dilakukan oleh para ahli dalam usaha menaikkan kadar lemak susu.


    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Susu

Telah dekemukakan bahwa lemak susu merupakan campuran dari berbagai gliserida, dan masing – masing gliserida tersusun dari persenyawaan gliserol dan satu atau lebih asam lemak. Ternyata bahwa komposisi dari lemak susu sangat bervariasi. Lemak – lemak utama yang te;lah diketahuo bervariasi adalah butiran, olein, palmitin dan stearin. Variasi dari lemak – lemak ini menentukan variasi titik cair dati lemak susu, dan hal tersebut dipengaruhi oleh bangsa, masa laktasi, pakan gizi.


      1. Pengaruh Bangsa Sapi

Penelitian – penelitian telah membuktikan bahwa lemak susu sapi Jarsey mengandung asam – asam volatile lebih banyak daripada susu sapi Holstein, Ayrshire atau Shorthorn. Perbedaan yang pokok mungkin terjadi pada kandungan asam butirat. Oleh sebab itu, titik cair lemak susu Holstein dan Ayrhire lebih rendah daripada Jarsey. Namun demikian juga didapatkan bahwa bisa terdapat perbedaan diantara individu yang berlainan dari bangsa sapi yang sama.


      1. Pengaruh Masa Laktasi

Masa laktasi mungkin merupakan faktor yeng terpenting mempengaruhi komposisi lemak susu pengaruhnya adalah terhadap asam – asam lemak volatile, terutama asam butirat. Yang lambat laun akan menurun dari awal sampai akhir laktasi. Asam oleat tampaknya akan mengalami kenaikan sedikit tetapi pasti selama laktasi. Titik cair tetap konstan selama minggu – minggu pertama, dan akan naik pada saat mendekati akhir masa laktasi.




      1. Pengaruh Pakan dan Gizi

Kekurangan pakan akan mengakibatkan menurunya kandungan asam lemak volatile dan kenaikan asam oleat; titik cairnya dapat naik, tetap atau turun tergantung pada hubungan antara asam volatile terutama butirat, dengan kandungan asam oleat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pakan yang menyebabkan kenaikan kadar oleat dalam lemak susu akan menghasilkan lemak yang lunak dengan titik yang lunak dengan titik cair rendah.


    1. Mengetahui Kualitas Susu Segar

Untuk mengetahui kwalitas susu segar dilakukan pengujian apakah layak atau tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk menentukan harga dan kwalitas susu dilakukan pengujian. Pengujian kelayakan susu segar antara lain uji organoleptik seperti bau, rasa, warna, uji alcohol, uji redukse dan uji kadar lemak.

Uji kelayakan di atas tersebut menghindari pemalsuan atau sebab – sebab lain yang menyebabkan susu tidak murni. Pemalsuan susu dapat berupa penambahan air, kelapa, tajin, santan, susu masak, susu kambing, susu kaleng atau gula.










BAB III

PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan masalah dan pembahasan yang ada didalam makalah ini, Susu dapat diartikan sebagai sekresi yang normal dari kelenjar ambinng hewan menyusui. Umur merupakan faktor yang sangat penting pengaruhnya terhadap produksi susu, akan tetapi kurang penting pengaruhnya terhadap komposisi. Telah dekemukakan bahwa lemak susu merupakan campuran dari berbagai gliserida, dan masing – masing gliserida tersusun dari persenyawaan gliserol dan satu atau lebih asam lemak. Untuk mengetahui kwalitas susu segar dilakukan pengujian kelayakan susu segar antara lain uji organoleptik seperti bau, rasa, warna, uji alcohol, uji redukse dan uji kadar lemak.


3.2 Saran

Teknologi pengolahan susu seharusnya lebih dapat ditingkatkan dengan pengembangan cara pemerahan susu atau alat memerah susu dengan baik agar kwalitas dan kwantitas susu bisa lebih baik. Selain itu bahan makanan yang di berikan kepada sapi di usahakan sangat alami atau terbebas dari bahan organik atau zat polutan dan zat adiktif yang banyak meruask kandungan bahan makanan yang diberikan pada sapi.






DAFTAR PUSTAKA

Idris, S. 1992. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Rukminto, S. 2006. Manajemen Penampungan Susu Segar. Fakultas Peternakan Universitas Islam Balitar. Blitar.

Tidak ada komentar: